Peer to Peer (P2P) Lending sebagai investasi ekonomi inklusif saat ini cukup diminati masyarakat. Investasi jenis ini memang terbilang masih baru terutama di Indonesia. Negara besar seperti Amerika, Inggris, dan China telah terlebih dulu sukses menjalankan investasi Peer to Peer Lending atau yang juga dikenal dengan investasi Fintech Lending.
Investasi Peer to Peer Lending menghadirkan berbagai kemudahan untuk para investor karena seluruh prosesnya bisa dilakukan secara online. Tidak hanya bagi investor berpengalaman saja, investasi ini juga cocok untuk pemula atau generasi Milenial.
Tips Memulai Investasi P2P Lending
Bagi Anda yang masih pemula dalam hal investasi, berikut ini adalah tips melakukan investasi p2p fintech yang bisa diikuti:
1. Pilih Platform atau Perusahaan yang Berizin OJK
Investasi peer to peer lending yang semakin diminati membuat banyak pebisnis mulai melirik bidang ini. Dengan banyaknya perusahaan yang tersedia tersebut, Anda harus berhati-hati ketika memilih platform.
Pilih platform yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK sehingga Anda dapat berinvestasi dengan aman. Anda bisa mengecek daftar perusahaan berizin di website resmi OJK. Mereka juga menyediakan layanan keluhan yang bisa Anda gunakan jika mengalami masalah saat berinvestasi di perusahaan fintek berizin.
2. Mulai Investasi dengan Nominal Kecil
Jangan terburu-buru menginvestasikan banyak uang saat memulai investasi fintek ini. Anda harus berfikir dengan cermat sebelum menentukan nominal yang akan diinvestasikan. Minimal uang yang dapat diinvestasikan berbeda-beda tergantung kebijakan perusahaan fintek mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 5.000.000 atau yang lainnya.
Meskipun semakin besar nominal investasi Anda semakin besar pula keuntungan yang didapatkan, namun menginvestasikan nominal terkecil adalah pilihan terbaik untuk pemula. Investor pemula dapat mempelajari terlebih dahulu sistem investasi, setelah dirasa menguntungkan baru nominal ditingkatkan.
3. Pilih Platform yang Menawarkan Jaminan atau Menerapkan Validasi Ketat
Semua jenis investasi pasti memiliki risiko yang dapat merugikan, termasuk dengan investasi peer to peer lending. Dalam investasi ini, risiko yang paling tinggi adalah kredit macet atau peminjam dana tidak bisa membayar pinjaman yang telah disepakati.
Untuk meminimalisir risiko tersebut Anda harus memilih perusahaan investasi fintek yang menawarkan jaminan. Dalam investasi ini jaminan yang diminta biasanya tidak berupa fixed asset seperti bangunan atau tanah. Selain itu, Anda juga bisa memilih perusahaan yang menerapkan validasi ketat saat menyetujui peminjam.
4. Diversifikasi Dana yang Diinvestasikan
Selain memilih platform yang menawarkan jaminan atau menerapkan validasi ketat, melakukan diversifikasi juga bisa meminimalisir risiko kredit macet. Diversifikasi merupakan penyebaran dana pinjaman ke banyak UMKM di Indonesia.
Banyak lender yang tidak melakukan diversifikasi karena menginginkan bunga yang besar. Padahal semakin besar keuntungan maka akan semakin besar risiko yang ditanggung lender. Untuk pemula lebih baik melakukan diversifikasi dimana jika satu peminjam macet masih ada peminjam lainnya.
5. Investasikan Kembali Keuntungan yang Didapatkan
Tips terakhir yaitu dengan menginvestasikan kembali keuntungan yang didapatkan dari peer to peer lending. Jadi bunga yang didapatkan dari investasi harus Anda investasikan kembali ke UKM lainnya. Dengan sistem ini maka bunga yang didapatkan akan menghasilkan bunga lainnya sehingga dana Anda bisa berkembang lebih cepat dan potensi keuntungan lebih tinggi.
Bagi Anda yang kebingungan memilih platform fintech di Indonesia yang terbaik untuk investasi P2P di , Amartha.com bisa menjadi pilihan. Akan ada banyak keuntungan yang bisa Anda dapatkan jika memilih Amartha mulai dari suku bunga tinggi hingga keamanan terjamin. Selain itu, Anda juga bisa membantu perekonomian Indonesia dengan menyediakan pinjaman bagi pelaku UKM di pelosok desa.